Sabtu, 17 September 2011

Perlu Anda Ketahui


Apa itu Gula Pasir ..??
Gula Pasir merupakan hasil proses olahan yang panjang.  Berasal dari perasan tumbuhan Tebu atau Beet.  Dalam proses tersebut, perasan Tebu dipanaskan, di-putih-kan, di-kristal-kan, diberi pengawet, dstnya. Oleh sebab itu semua Vitamin, Protein, Mineral dan Enzim menjadi hilang, dan yang tersisa hanyalah “Karbohidrat” saja, yaitu: Sukrosa (Kristal Gula).
Di tahun 1957, Dr.Coda Martin melakukan penelitian dan menjelaskan, mengapa Gula Putih begitu berbahaya, dan mengklasifikasikan Gula Putih sebagai Racun (Poison) dan bukan makanan.
Mengapa Gula Putih diklasifikasikan Racun, dan bukan Makanan..??
(Buku: When is a Food a Food – and When a Poison.
by, Dr.Martin, Wiiliam Coda. Michigan Organics News, March 1957)
Tubuh manusia sebenarnya tidak dapat menggunakan Karbohidrat dari Gula Putih sebagai Energi, kecuali jika Vitamin, Protein, Mineral dan Enzym yang terkandung dalam Tebu dikembalikan semula. Alam telah memberikan Vitamin, Protein, Mineral dan Enzym yang cukup untuk mengurai karbohidrat yang terkandung dalam gula putih hasil olahan Tebu. Penguraian “Karbohidrat” murni Gula Putih akan menghasilkan Zat Racun seperti Asam pyrufic dan gula abnormal yang terdiri dari Rangkaian Lima Karbon Atom. Asam Pyrufic akan terkumpul di Pusat dan Jaringan syaraf, dan gula abnormal terkumpul dalam Sel Darah Merah. Zat racun tersebut akan mengganggu pernafasan sel yang mengakibatkan Sel tidak mendapatkan asupan Oksigen yang cukup untuk berfungsi dan untuk hidup normal. Seiring waktu, sebagian sel akan mati, hal ini akan mengganggu fungsi tubuh, dan dari bagian Sel yang mati tersebut akan mulai berkembang penyakit degeneratif sepeti Diabetes, Jantung, bahkan sampai Kanker.Mengkonsumsi Gula Putih lebih buruk dari pada tidak mengkonsumsi sama sekali, karena proses penguraian Karbohidrat dalam Gula Putih akan menguras dan melarutkan Vitamin-Vitamin dan Mineral-Mineral dalam Tubuh. Dikarenakan untuk memproteksi tubuh dari asupan gula yang tinggi, Tubuh terpaksa melakukan beberapa hal, seperti, Kalsium dari tulang/gigi, Vitamin B6 yang sangat penting sebagai makanan otak, dan magnesium serta Chromium dari enzym dalam tubuh dimobilisasikan dan digunakan dalam proses kimiawi dalam tubuh untuk menetralkan atau menyeimbangkan Tubuh dari keasaman yang ditimbulkan oleh Gula Putih.
Berapa Banyak Gula Putih yang layak dikonsumsi..??

Sebaiknya Tidak Sama Sekali!! Ekivalen gula (Glukosa) dalam darah manusia berbobot 70 kg adalah 90 mg per 100 ml, atau sekitar 5 mg, atau satu sendok teh! Kondisi ini dijaga betul dan dijaga habis-habisan oleh tubuh sendiri agar tetap seimbang. Bayangkan jika kita minum Soft Drink, kandungan gula dalam soft drink berisi 17 sendok teh gula putih (Sukrosa)! Betapa paniknya tubuh kita untuk menetralisir gula (Sukrosa) tersebut! Coba perhatikan, Gula Pasir mulai terkenal pada akhir abad 18 yang dikenal dengan nama White Gold, dikarenakan kemajuan mesin-mesin pengolah gula. Sebelumnya Gula Putih tidak begitu dikenal dan tidak dikonsumsi karena harganya yang tinggi. Di Inggris, rata-rata gula pasir digunakan sebanyak 7.5 kg pertahun per orang ditahun 1815, dan meningkat menjadi 60 kg pertahun per orang di tahun 1995! Oleh sebab itu, tidak heran jika Obesitas, penyakit Diabetes, jantung dan penyakit degeneratif lainnya meningkat dari tahun ke tahun.
Bukankah Gula sama dengan Energy..??
Gula disebut Energy Instan, dikarenakan Sukrosa tidak dicerna oleh mulut bahkan lambung, tapi langsung dicerna dan diserap di usus halus, dan langsung masuk ke dalam darah. Kecepatan Ekstra seperti ini menyebabkan banyak kerusakan dalam Tubuh daripada Perbaikan. Jika Gula Putih bisa digunakan sebagai Energy yang juga murah, Mengapa manusia dan Hewan tidak menggantikan Makanan mereka dengan Gula Putih saja? Kenyataannya, mengkonsumsi Gula Putih saja, Sama Dengan bunuh diri dengan Cara Murah!!
Truss... pakai apa donk kalo gak pakai Gula..??

TELAH HADIR Suatu Produk Mutakhir Uptrend2u :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya........

Pengunjung