Minggu, 11 September 2011

PEDAGOGI & ANDRAGOGI

 Oleh : Drs. CATONG, MM
A. Latar belakang
Sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, merupakan kebutuhan mutlak bagi suatu bangsa atau negara, jika ingin ikut berpartisifasi dalam pembangunan di era kesejagatan ini. Dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia Indonesia, pemerintah melaksanakan berbagai upaya, yang salah satu dari upaya-upaya tersebut adalah melalui pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia dan merupakan langkah yang paling strategis untuk meningkatkan kualitas SDM.
Pedagogik berasal dari kata yunani “paid” yang berarti anak dan “agogy” yang berarti membimbing atau mendidik. Dalam hal ini pedagogi diartikan sebagai seni dan ilmu mendidik anak. Sejalan dengan itu ada beberapa pengertian dari pedagogi. Ada yang mengatakan bahwa pedagogi adalah seni dalam mengajar yang memeprsiapkan suatu pelatihan dan pembelajaran. Sementara adapula yang menganggap bahwa pedagogik sebagai aktivitas dari pembelajaran atau pengajaran, suatu aktivitas yang memebrikan pengetahuan atau keterampilan.
Dalam pedagogik tutor dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab untuk mengarahkan pembelajaran apa yang akan dipelajari, bagaimana memperlajarinya, dan kapan suatu materi dipelajari. Dengan demikian tutor sebagai fokus.
Kenyataan menunjukan bahwa belajar tidak hanya terjadi melalui guru, tetapi, melalui refleksi diri, pengalaman hiup, dan melalui berbagai macam aktivitas. Pandangan ini mngisyaratkan bahwa pedagogik bukanlah pendekatan pembelajaran yang cocok bagi orang dewasa.

B.       Perbandingan adragogi dan pedagogi
Andragogi yang berasal dari kata andra dan agogy yang berarti memimpin, menunjukan arti sebagai seni dan ilmu untuk membantu terjadinya belajar pada diri orang dewasa. Secara lebih rinci rumusan ini menunjukan bahwa andragogi adalah proses pembelajaran yang dapat membantu orang dewasa menemukan dan menggunakan hasil-hasil temuannya yang berkaitan dengan lingkungan sosial, situasi pendidikan yang dapat merangsang pertumbuhan dan kesehatan individual maupun masyarakat. Rumusan tersebut berkembang dengan menekankan pada adanya interaksi dan saling pengaruh antara peserta didik dengan totur.
v   Konsep diri pada anak menunjukan adanya ketergantungan pada orang lain, sedangakan orang dewasa lebih mandiri, umumnya orang dewasa menyadari bahwa mereka bisa membuat keputusan sendiri. Hubungan guru dan peserta didik memang banyak berkaitan dengan bagaimana konsep diri dari peserta  didiknya. Oleh karena orang dewasa lebih mandiri, maka pembelajaran pada orang dewasa (andragogik) lebih banyak merupakan pembelajaran yang mengarahkan dirinya sendiri. Sedangkan pembelajaran menurut andragogi, anak sebagai peserta didik lebih banyak diarahkan.
v   Pengalaman merupakan sumber belajar bagi orang dewasa, sedangkan pada anak pengalaman mereka masih amat terbatas. Kemungkinan besar hal ini yang membuat komunikasi pada pendekatan pedagogi lebih bersifat satu arah. Hal ini amat berbeda dengan pendekatan andragogi dimana komunikasi lebih bersifat dua arah.
v   Proses pembelajaran melalui pendekatan pedagogi, lebih mengutamakan peran guru sebagai pihak yang memutuskan apa yang mau diajarkan pada peserta didik. Sedangakan pada andragogi, guru lebih banyak membantu peserta didik untuk menemukan apa yang diminati dan dibutuhkan mereka.
v   Orientasi belajar pada andragogi lebih berpusat pada masalah dan kehidupan. Sedangkan pedagogi lebih berpusat pada isi suatu bahasan.
v   Kurikulum dalam pedagogi lebih banyak brsifat “textbook”, atau buku kerja, dan guru mengontrol jalur komunikasi. Sedangkan pada andragogi lingkungan tidak dikontrol, kurikulum dibentuk berdasarkan kebutuhan dan minat peserta didik.
Pedagogi
Andragogi
1.    Peserta didik : anak
2.    Guru memberikan intruksi
3.    Guru menentukan ‘isi’ pembelajran
4.    Anak harus belajar
1.    Peserta didik : orang dewasa
2.    Guru memfasilitasi
3.    Peserta didik memutuskan apa yang ‘relevan’ untuk dipelajari
4.    Orang dewasa mau/ingin belajar

C.       Karakteristik orang dewasa
·               Batasan umum yang digunakan untuk menyatakan seseorang dianggap sebagai orang dewasa jika telah mendapati usia 18 tahun.
·               Adanya perubahan yang signifikan dalam perkembangan kognitif, emosional, dan perilaku, serta psikososialnya.
·               Berbeda dengan masa remaja, pada masa dewasa sudah mulai menyadari akan keterbatasan yang ada pada dirinya, maupun yang berhubungan dengan realitas dilingkungan kehidupannya.
·               Adanya berbagai peran sosial yang harus dilalui.
Dengan mengacu pada hal-hal tersebut, ada lima asumsi tentang peserta didik orang dewasa yaitu :
·               Orang dewasa termotivasi untuk belajar jika kebutuhan dan nminatnya dapat terpenuhi.
·               Orientasi belajara orang dewasa berpusat pada kehidupan, oleh karenanya unit pembelajaran bagi mereka adalah situasi kehidupan, bukan sekedar subyek atau materi pembelajaran.
·               Pengalaman merupakan sumber terkaya bagi pembelajaran pada orang dewasa, oleh karenanya metodologi dasar bagi pendidikan orang dewasa adalah menganalisis pengalaman.
·               Orang dewasa memiliki kebutuhan mendalam untuk mengarahkan dirinya sendiri, oleh karenanya peran guru adalah menjalankan proses untuk sama-sama menjajaki danmencari daripada mengalihkan pengetahuan tutor kepada pelajar dewasa.
·               Perbedaan individual meningkat dengan meningkatnya usia, oleh karenanya pendidikan orang dewasa harus memperthitungkan perbedaan dalam gaya, waktu, tempat, dan kecepatan belajar.

D.       Prinsip-prinsip belajar orang dewasa
Ø   Andragogi merupakan proses untuk menemukan dan memecahkan masalah pada saat kini.
Ø   Andragogi berorientasi pada usaha menemukan cara yang dapat memperbaiki situasi, mencapai sasaran yang diinginkan, memperbaiki pengalaman, atau mengembangkan kemungkinan berdasarkan pada yang dihadapi pada masa sekarang.
Ø   Tutor tidak bersifat dominan terhadap peserta didik, tetapi lebih bersifat sejajar, saling membantu satu sama lain.
Ø   Totur secara aktif melibatkan peserta didik dalam proses belajar dan lebih banyak berperan sebagai tutor.
Ø   Tutor membimbing peserta didik sampai pada pengetahuan mereka dan bukan memberikan mereka fakta-fakta yang ada.
Ø   Kesiapan belajar orang dewasa yang berbeda-beda, membuat mereka akan memilih untuk masuk ke dalam kelompok pembelajaran yang sesuai bagi dirinya. Oleh karena itu mereka perlu dibantu untuk menemukan apa yang menjadi kebutuhan mereka untuk dipelajari.
Ø   Berdasarkan pengalamannya orang dewasa selalu mengkaitkan apa yang dipelajari dengan pengetahuan dan pengalaman mereka selama ini. Pengalaman ini dalam pendidikan bagi orang dewasa merupakan sumber belajar yang kaya.
Ø   Sasaran atau target merupakan salah satu penentu untuk menyusun rancangan program pembelajaran.
Ø   Orang dewasa juga perlu mengetahui alasan ia mempelajari sesuatu, agar dapat diterapkan di pekerjaan mereka kelak dan menjadi nilai yang tertanam dalam diri mereka.
Ø   Tutor perlu menyadari bahwa orang dewasa lebih menyukai hal-hal yang praktis, karena itu apa yang dipelajari harus benar-benar bermanfaat dalam kerja mereka kelak.
Ø   Tutor perlu menghargai orang dewasa. Peserta didik perlu diberikan kesempatan yang sama untuk menyatakan pengalaman dan pengetahuan mereka dalam situasi pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya........

Pengunjung